Triberita.com, Serang – Ada-ada saja ragam cara dan penyebab orang-orang zaman sekarang untuk melakukan aksi nekad, diantaranya upaya mengakhiri hidupnya dengan cara tragis (bunuh diri), faktor kendala ekonomi serba sulit, rumah tangga dan lainnya.
Salah satu contoh, TK (64), seorang petani di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Jombang – Jawa Timur, nekat hendak mengakhiri hidupnya dengan gantung dari Senin (31/10/2022) lalu.
Lansia yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini, nekat ingin gantung diri karena desakan ekonomi.
“Peristiwa itu, diketahui tetangganya sendiri, sekitar pukul 06,30. Pagi itu saksi tengah berjalan ke kebun.,” terang AKP Hariyono, Kapolsek Wonosalam.
“Korban langsung dibawa ke rumah duka. Selain meminta keterangan saksi di lokasi, pihak kepolisian juga menggali keterangan terhadap keluarga korban. Dari keterangan itu, polisi menduga korban nekat gantung diri karena faktor ekonomi.
“Dari keterangan pihak keluarga korban, menerangkan bahwa akhir-akhir ini korban sering menyendiri dan ada masalah ekonomi, karena keluarga sudah ikhlas, sehingga langsung dimakamkan,”ujar AKP Hariyono.
Sementara sorang pria berinisial AG (33), warga Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dia berupaya melakukan aksi bunuh diri dengan menggorok leher sendiri.
Aksi itu dilakukan AG diduga karena ketahuan selingkuh.”Dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh korban,”kata Kanit Reskrim Polsek Pagelaran, Ipda Muhammad Mukti Gaffar, Rabu (11/1/2023) malam.
Mukti mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelum berupaya mengakhiri hidupnya, korban sempat melakukan musyawarah dengan pihak keluarga sang istri.
Setelah melakukan musyawarah, Ipda Muhammad Mukti mengatakan, korban AG langsung mengambil pisau untuk melukai dirinya.
Beruntung, ketika aksi nekad dilakukan, diketahui oleh istrinya, sehingga korban tidak mengalami luka yang parah.
“Korban terlihat masuk ke dalam kamar, dan langsung mengambil sebuah pisau, dan langsung menggorok leher sendiri,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Labuan, Sri Rejeki mengatakan, korban tidak mengalami luka yang serius.
“Kondisi korban sudah membaik. Sudah dijahit, segala macam, sudah sehat,” singkatnya.
PERINGATAN!!!..
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Bagi orang yang mengalami gangguan mental terkait dorongan bunuh diri yang diakibatkan oleh proses-proses kimiawi-biologis (neurobiologi) dalam tubuh manusia, terapi menggunakan obat-obatan memang diperlukan. Namun cara ini hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dan dokter spesialis saraf (dikutip dari https://www.techexplorist.com).
Penulis : Daeng Yusvin