Triberita.com, Serang Banten – Akibat mengalami penurunan omzet ekspor secara drastis, salah satu pabrik garment terbesar di Banten harus gulung tikar dan tutup.
Pabrik garment terbesar di Banten yang sudah berdiri sejak tahun 1992 ini, dan sudah berusia 31 tahun, gulung tikar pada 31 Maret 2023, lalu.
Bangkrutnya pabrik garmen ini, sebanyak 1.163 karyawan yang bekerja di pabrik tersebut, terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Hal ini bukan karena hutang maupun pailit yang marak terjadi di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.
Perusahaan terbesar di Banten ini harus tutup karena bangkrut. Perusahaan tersebut mengalami penurunan omzet ekspor secara drastis dan mengharuskan pabrik besar ini ditutup.
Kepala Bidang Perselisihan Hubungan Kerja Industrial dan Pengendalian Ketenagakerjaan Disnaker Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, kepada Triberita.com, baru-baru ini mengungkapkan jika pabrik besar ini mengalami omzet ekspor yang sangat menurun.
Pabrik pakaian olahraga merek Puma ini mengalami penurunan dikarenakan pandemi Covid-19.
Adanya inflasi di Eropa juga membuat pesanan di pabrik ini terus menurun drastis dari tahun ke tahun.
Diketahui, pabrik ini sudah mengalami penurunan sejak tiga tahun lalu, sehingga pada tahun 2023 pabrik terbesar ini harus menutup operasionalnya.
Pihak perusahaan sempat mengungkapkan, jika sebenarnya mereka sudah bekerja keras untuk tidak melakukan PHK.
Namun, karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan, maka mereka terpaksa menutup perusahaan.
Pabrik ini bernama PT Tuntex Garment Indonesia yakni pabrik garment yang memproduksi ribuan jenis kaos olahraga, celana, hingga jaket bermerek Puma.
Produksi ini biasanya di ekspor ke berbagai negara yang ada di benua Eropa.
Sementara itu, lokasi PT Tuntex Garment Indonesia ini berada di Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Terkait dengan gulung tikarnya pabrik tersebut, perusahaan ini sudah melakukan perundingan dengan serikat pekerja yang mewakili karyawan terkait dengan pesangon.
Pesangon dan THR pun sudah dilaksanakan kepada ribuan karyawan yang terkena PHK.
Pesangon tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yakni karyawan yang sudah bekerja lebih dari 12 bulan hingga karyawan yang sudah bekerja di atas satu tahun.
Tidak ada konflik dalam pemutusan hubungan kerja tersebut, karena sudah dilakukan ketentuan pembayaran pada karyawan.
