Scroll untuk baca artikel
triberita.com
Banten RayaBencana AlamJakarta RayaNewsPeristiwa

Waspada! BMKG Klaim Potensi Cuaca Ekstrim Bakal Terus Terjadi Hingga Februari 2023

84
×

Waspada! BMKG Klaim Potensi Cuaca Ekstrim Bakal Terus Terjadi Hingga Februari 2023

Sebarkan artikel ini

Kepala BMKG mengatakan cuaca berpotensi hujan akan terus terjadi hingga Februari 2023

BMKG memprediksi cuaca ekstrim akan terus terjadi hingga Februari 2023 (foto ilustrasi: Abdul Kholilulloh)

Triberita.com – Banten,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat di beberapa wilayah pada momen Tahun Baru atau 01 Januari 2023.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari kedepan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah. Untuk wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

“Kemudian, Bali hingga Nusa Tenggara, potensi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat dapat terjadi mulai tanggal 30 Desember 2022, dimana potensi tersebut dapat berlanjut hingga 01 Januari 2023 dini hari,” kata Dwikorita, pada konfrensi pers di Jakarta, Jum’at (29/12/2022).

Dwikorita menyebut, hujan cenderung terjadi cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari. Selain Jabodetabek, katanya, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

“Adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT),” terangnya.

“Dasar pertimbangan dari masih signifikannya potensi cuaca ekstrem tersebut, adalah karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan,” sambungnya.

Kendati demikian, Dwikorita mamaparkan enomena dinamkia atmosfer yang terjadi diantaranya adalah aktifnya Monsun Asia di belahan bumi utara masih berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, teridentifikasinya MJO (Madden Jullian Oscillation) yang masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator, dimana kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer.

Baca Juga :  Antisipasi Kasus Penculikan Anak, Polda Banten Punya Trik Jitu, Simak Ulasannya

“Yaitu Kelvin Wave dan Rossby Equatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari kedepan, yang berkontribusi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah,” ujarnya.

Dinamika lainnya, kata ia kembali, yaitu terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan equator, yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan cukup signifikan di sekitar wilayah yang dilewatinya, mulai dari wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

“Fenomena merupakan dingin Asia dan arus lintas ekuatorial dalam beberapa hari terakhir masih cukup aktif, walaupun intensitasnya mulai berkurang dibanding beberapa hari lalu, meskipun begitu kondisi tersebut masih dapat berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator,” tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang menuju puncak musim penghujan, yang diprediksi akan berlangsung pada Januari hingga Februari.

Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, kata dia, mengacu pada data keluaran model numerik cuaca.

“Puncak musim hujan secara umum diprediksikan terjadi pada Januari sampai Februari 2023, sehingga potensi hujan intensitas tinggi masih dapat terjadi hingga Februari 2023,” imbuhnya.

Guswanto mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi dalam beberapa hari kedepan, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.

“,Mulai dari banjir, genangan, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi,” tandasnya.***

Penulis : Daeng Yusvin

Facebook Comments
Example 120x600