Triberita.com | Tangsel Banten – Kementerian Kesehatan RI menyebut, sejumlah kasus suspek Mpox atau Monkey Pox baru, banyak ditemukan di Bali dan Jakarta. Selain Bali dan Jakarta, suspek juga dilaporkan di Yogyakarta serta Kalimantan.
Adapun sebarannya adalah seperti berikut:
– Kepulauan Riau
– Banten
– DKI Jakarta
– Jawa Barat
– Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
– Jawa Timur.
DKI Jakarta dan Jawa Barat, menjadi wilayah dengan penyumbang kasus Mpox terbanyak, yakni masing-masing di atas 10 pasien.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes), Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, pada 23 Agustus 2024 lalu, menemukan lima orang mengalami gejala cacar monyet atau monkeypox (Mpox), dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
“Kondisi pasien sudah sembuh. Berdasarkan data yang terlaporkan ke Dinkes, kasus terbanyak terjadi pada kelompok laki-laki dengan usia 22-49 tahun,” kata Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, Rabu (4/9/2024).
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi kewaspadaan dan penanganan di tingkat puskesmas hingga rumah sakit setempat.
Allin juga menuturkan, penyakit itu merupakan emerging zoonosis yang disebabkan virus monkeypox. Penularannya dari manusia ke manusia, melalui kontak langsung dengan lesi dan cairan tubuh termasuk benda terkontaminasi.
“Gejala penyakit ini mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejalanya antara lain sakit kepala, demam akut >38,5 C, ruam akut, nyeri otot, sakit punggung, kelemahan tubuh serta ditemukan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati),” katanya.
Masyarakat diimbau, untuk tidak panik dan tetap waspada monkeypox dengan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) serta meningkatkan protokol kesehatan.
“Kami juga mengharapkan peran serta masyarakat dalam upaya deteksi dini untuk segera melaporkan jika ditemukan kasus seperti monkeypox di wilayahnya. Laporkan segera kepada puskesmas setempat agar dapat ditindaklanjuti,” kata dia.
Mpox (Monkeypox) merupakan emerging zoonoses yang disebabkan monkeypox virus (MPXV).
Mpox pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark. Ketika itu ada dua kasus seperti cacar pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan ‘Cacar Monyet/mpox’.
Mpox pada manusia pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo (Zaire/DRC) tahun 1970. Penyakit ini memiliki gejala sangat mirip dengan kasus smallpox yang pernah dieradikasi tahun 1980.
Walaupun gejalanya lebih ringan daripada smallpox, namun mpox menyebar secara sporadis dan menjadi endemis di beberapa wilayah di Afrika, terutama di Afrika Tengah dan Barat.
Penyakit ini dapat bersifat ringan, dengan gejala yang berlangsung 2 – 4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian (tingkat kematian 3 – 6 %).
Mpox, juga dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit, atau membran mukosa termasuk saat berhubungan seks baik saat berciuman, sentuhan, seks oral, atau penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala.
Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan mpox bawaan) atau kontak erat selama dan setelah kelahiran.
Belum diketahui apakah infeksi dapat menyebar melalui cairan ketuban, ASI atau darah. Belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi MPXV.
Hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular mpox yang diduga terinfeksi mpox seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia (mati atau hidup).
Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar (bush meat). Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.
Gunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi. Mengurangi risiko penularan di negara non-endemis (utamanya penularan dari manusia ke manusia).
Siapa pun yang memenuhi kriteria suspek/probable/konfirmasi, harus diisolasi dan dipantau sesuai petunjuk tenaga kesehatan.
Saat menjalani isolasi mandiri, pasien dan keluarga yang merawat, perlu memastikan menerapkan tata cara PPI sesuai penjelasan pada bab manajemen klinis.
Tenaga kesehatan yang merawat kasus, harus menerapkan PPI, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
Orang yang mengalami gejala mengarah Mpox, tidak boleh menghadiri acara, pesta, atau pertemuan.