Triberita.com | Lebak Banten – Harga beras medium di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, saat ini sudah tembus Rp. 14.400 per kilogram. Jika pekan lalu harga beras masih dijual Rp13.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp. 13.800 per kilogram.
Naiknya harga beras yang pada pekan sebelumnya Rp. 13.800/kg itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat akan melakukan operasi pasar (OP).
“Kami akan menggelar operasi pasar beras untuk mengendalikan harga di pasaran,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak, Yani, Jumat (26/1/2024).
Begitu juga, lanjut dia, dengan harga beras medium KW 1 dan KW 2 di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Lebak beberapa hari terakhir, melonjak hingga menembus Rp14.200/kg. Padahal pekan lalu mencapai Rp. 13.800/kg.
Menurut Yani, melonjaknya harga beras medium di pasaran itu, karena pasokan beras lokal menipis dan belum memasuki panen. Saat ini, harga beras medium dikhawatirkan terus bergerak naik, mengingat musim panen baru akan terjadi pada Februari – Maret 2024.
Oleh karena itu, kata Yani, pemerintah daerah dan Perum Bulog setempat akan menggelar OP beras.
“Kami berharap OP beras medium bisa mengendalikan harga di pasaran,” katanya.
Sementara pedagang beras di Rangkasbitung menuturkan, harga beras premium dan beras medium yang dijual pedagang di pasar setempat, rata-rata naik. Beras premium umumnya dijual hingga Rp14 ribuan lebih.
“Rata-rata harga jual sudah naik, karena harga beli beras juga sudah naik,”ujar pedagang beras eceran itu.
Seorang pedagang warung nasi di sekitar pasar Rangkasbitung, Dinarti mengatakan, kenaikan harga beras merugikan sejumlah pedagang kecil seperti dirinya, karena tidak mungkin para pedagang bisa menaikkan harga nasi yang dijual.
“Kaget, ternyata harga beras sudah naik jadi Rp14 ribu lebih per kilogramnya. Kalau kita naikan harga nasi, jadi dilema. Apalagi situasi perekonomian warga saat ini sedang sulit, nanti nggak ada yang beli,” ujarnya.
Terpisah, sejumlah ibu rumah tangga warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan, mereka cukup keberatan harga beras menembus Rp. 14.400/kg, dan kemungkinan terus terjadi lonjakan.
Sebab menurut mereka, saat ini pasokan beras dari petani lokal sangat menipis, sehingga perlu dilakukan pendistribusian beras dari Perum Bulog ke pasaran.
“Kami berharap, pemerintah melakukan OP beras maupun pasar murah, agar masyarakat terpenuhi ketersediaan beras dengan harga murah,” ujar seorang ibu rumah tangga warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak.