Triberita.com, Cuaca – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca ekstrem akan melanda sebagian wilayah Indonesia pada 22-28 Februari 2023. Sehingga masyarakat diimbau waspada terjadinya bencana alam hidrometeorologi.
Sementara cuaca ekstrem merupakan suatu kondisi iklim yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang tidak biasa dan juga sangat jarang terjadi, khususnya fenomena iklim yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbukan korban jiwa manusia.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir.
Kejadian cuaca ekstrem tersebut, terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem pada Senin, 28 Februari 2023.
Ya, meski sudah masuk akhir Februari, Indonesia masih saja diguyur hujan lebat sampai angin kencang.
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan laporan dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 32 wilayah.
Terpantau 31 wilayah berpotensi mengalami hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Selain itu terdapat satu wilayah yang berpotensi terjadi hujan dan disertai kilat serta angin kencang.
Wilayah yang terjadi kilat dan angin kencang adalah di wilayah DKI Jakarta.
Hal ini karena adanya Pusat Tekanan Rendah terpantau di Australia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi dan konfluensi).
Konvergensi dan konfluensi memanjang di Australia bagian utara serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) memanjang dari Samudra Hindia selatan NTB hingga Australia bagian utara.
Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTB, dari Laut China Selatan hingga Kep. Riau dan Kalimantan Barat.
Selain itu, konvergensi juga terjadi di Laut Jawa, dari NTT hingga Timor Leste, dari Kalimantan Tengah hingga Selat Makassar, dari Laut Sulu hingga Malaysia, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tenggara, di Papua Barat, dan di Papua, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia selatan Jawa, di Kalimantan bagian selatan, dan di Sulawesi bagian selatan.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah, low level jet, dan di sepanjang daerah konvergensi / konfluensi tersebut.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan disertai kilat / petir dan angin kencang
– DKI Jakarta
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat / petir dan angin kencang
– Aceh
– Sumatera Utara
– Sumatera Barat
– Riau
– Kep. Riau
– Bengkulu
– Jambi
– Sumatera Selatan
– Kep. Bangka Belitung
– Lampung
– Banten
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
– Yogyakarta
– Jawa Timur
– Bali
– Nusa Tenggara Barat
– Nusa Tenggara Timur
– Kalimantan Barat
– Kalimantan Tengah
– Kalimantan Utara
– Kalimantan Timur
– Kalimantan Selatan
– Gorontalo
– Sulawesi Tengah
– Sulawesi Barat
– Sulawesi Selatan
– Sulawesi Tenggara
– Maluku
– Papua Barat
– Papua