Triberita.com | Subang – Kurangnya para pengajar di SD Negeri Soklat Kota Subang dalam memberikan pemahaman toleransi beragama sejak dini kepada siswa-siswa didiknya, berefek negatif dalam pergaulan siswa yang bersekolah di sana.
Hal ini terlihat dari situasi di SD Negeri Soklat Subang, siswa non muslim menjadi korban bullying dan semakin dikucilkan.
Saat dikonfirmasi, pihak SD Negeri Soklat Kota Subang tidak memberikan kejelasan, dan diminta datang lagi diwaktu lain disaat kepala sekolah ada di tempat.
Sebelumnya, masih hangat kabar diskriminasi penolakan siswa non muslim di SD Soklat dengan alasan tidak ada guru pengajar non muslim. Hal ini menunjukkan lemahnya peran pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dalam memberikan keadilan pendidikan bagi semua golongan.
Kasus Diskriminasi di SD Soklat sudah diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Dra Nunung Suryani. Namun pejabat tersebut membantah bahwa ada penolakan siswa non-muslim dari sekolah.
“Bukan penolakan, karena sekarang ini ada peraturan yang baru untuk SD dan SMP dibatasi jumlahnya, dan mungkin kebetulan saat orangtua anak itu mendaftar, kuota sudah penuh, dan disarankan untuk mencari sekolah lain, itu hanya miskomunikasi saja,” kata Kadis Pendidikan.
Sebagai informasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Subang saat ini mengaku terus mengawasi persoalan diskriminasi toleransi antar agama. Tetapi praktek negatif bullying di SDN Soklat masih terjadi.
Bahkan hak anak untuk mendapat pendidikan keagamaan non muslim masih belum dibuktikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.
