Triberita.com, Serang Banten – Jejaring media sosial Twitter dihebohkan dengan pemberitaan pasien kritis yang ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hanya karena kurang kelengkapan administrasi.
Pemberitaan inipun sontak mengundang komentar warganet.
Diketahui pasien tersebut akan melahirkan, namun karena tidak lengkapnya administrasi, pihak RSUD menolak menangani hingga ibu dan anak meninggal dunia.
Kurnaesih warga Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Subang yang berumur 39 tahun yang hendak melahirkan akhirnya meninggal dunia.
Kejadian ini bermula saat dirinya beserta suami sedang mengecek kandungan ke bidan Desa setempat.
Beberapa jam setelah pemeriksaan ibu hamil tersebut mengalami muntah disertai kejang-kejang. Akhirnya pihak puskesmas menyarankan agar dibawa langsung ke RSUD Kabupaten Subang.
Menurut suami korban, istrinya sempat diterima oleh IGD. Namun saat hendak memasuki ruangan, korban ditolak dengan alasan belum mendapatkan surat rujukan dari puskesmas.
Karena istrinya yang sedang kritis akhirnya sang suami dan keluarga berinisiatif untuk pindah rumah sakit ke RSUD Bandung.
Namun di tengah perjalanan sang istri telah tiada dan tak bisa diselamatkan beserta anak yang ada dalam kandungannya.
Mengetahui adanya kejadian seperti itu di RSUD Ciereng, Subang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr Maxi buka suara. Maxi menuturkan pihaknya sudah meminta klarifikasi langsung kepada pihak RSUD Subang terkait dengan kasus meninggalnya ibu yang hendak melahirkan di RSUD Ciereng.
Maxi pun menyesalkan atas kasus penolakan RSUD Subang yang menyebabkan hingga korban meninggal dunia.
“Terkait kematian ibu dan bayinya di Tanjungsiang, saya secara pribadi maupun atas nama Dinas Kesehatan menyampaikan rasa berbelasungkawa dan keprihatinan yang dalam. Kami juga memohon maaf atas pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal dan sesuai dengan ekspektasi masyarakat,” ungkapnya.
Pemberitaan inipun menjadi viral di media sosial Twitter. Banyak warganet yang menyayangkan atas tindakan yang dilakukan oleh RSUD Subang tersebut.
Pemberitaan yang diunggah oleh akun twitter @fullmoonfolks mendapatkan beragam komentar dari warganet. Bahkan akun Twitter BPJS Kesehatan RI ikut mengomentari tindakkan yang dilakukan pihak RSUD Subang.
“Salam. Benar sahabat. Jika peserta dalam kondisi darurat, maka bisa langsung ke IGD RS terdekat (catatan: kondisi darurat ditentukan dari hasil pemeriksaan dokter IGD), jika dikategorikan darurat, maka dapat ditanggung BPJS Kesehatan,” jelas akun @BPJSKesehatanRI dalam kolom komentar.
Selain itu banyak juga dari komentar warganet yang menanyakan lebih berharga administrasi atau nyawa korban. Selain itu banyak warganet yang membagikan cerita pahitnya saat di RSUD Subang.
“Dari duluuuuu memang ini rsud begini,” ujar akun @azistaechi.
Hingga kini cuitan tersebut telah mendapat atensi penayangan hingga 1,2 juta, 9,946 like, 2,859 retweet dan 671 komentar.