Scroll untuk baca artikel
triberita.com
Banten RayaBeritaPemilu2024Politik

Kombatan: Ganjar Harus Gandeng Cawapres Prabowo

84
×

Kombatan: Ganjar Harus Gandeng Cawapres Prabowo

Sebarkan artikel ini

Triberita.com | Serang Banten, – Ormas nasionalis Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan), meminta masyarakat dan para parpol peserta kontestasi Pilpres 2024, mewaspadai kekuatan Asing akan semakin meningkatkan eskalasi untuk “ cawe-cawe ” menggerakkan manuver intelejen mulai melancarkan aksi-aksi “tipu muslihat” hingga politik “kayu utama”.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan, Budi Mulyawan mempertegas, kekuatan asing semakin “gas pol” cawe-cawe Pilpres, karena tidak ingin meleset targetnya, Indonesia untuk tidak dipimpin lagi presiden yang punya ambisi mirip Presiden RI ke-1 Ir Soekarno, yakni menjadikan Indonesia sebagai poros ekonomi dunia seperti yang dilakukan Jokowi selama hampir 10 tahun menjadi Presiden RI ke-7.

“Sudah jadi rahasia umum, Asing kalang kabut menghadapi semangat program-program Jokowi akan menyetop ekspor bahan mentah berbagai sumber daya alam yang menjadi kekayaan besar Indonesia, termasuk mengembangkan proyek-proyek hilirisasi. Jika ini dibiarkan berlanjut bisa membangkrutkan perekonomian negara-negara maju,” kata Budi Mulyawan yang akrab dipanggil Cepi, disela-sela acara Hari Ulang Tahun ke-6 Kombatan, pada 21 September 2023, lalu.

Oleh karena itu, lanjut Cepi, momen Pilpres 2024 menjadi titik krusial kekuatan Asing untuk membersihkan anasir-anasir politik domestik ala Jokowi, dan visi PDI Perjuangan.

Kata Cepi, sekaligus Asing tidak ingin kecolongan menjadikan Presiden RI sebagai boneka mereka, sebagaimana diungkap sejarah ekonomi Indonesia pasca intelejen CIA sukses menyatukan Presiden RI pertama Ir Soekarno, kemudian perusahaan Freeport Amerika menguasai gunung emas di Papua.

Jadi, yang paling ideal, Ganjar Pranowo harus kembali ke semangat awal kepentingan nasional, yakni merangkul Prabowo sebagai Cawapres. Sebaliknya, para elit parpol pendukung Prabowo jangan ada lagi yang terpola politik tipu muslihat untuk terus mengompori fatamorgana lebel Capres,”ujar pimpinan Ormas yang ketua penasihatnya, politisi senior PDI Perjuangan Sidarto Danusubroto, Mantan Ketua MPR RI juga eks Ajudan Bapak Proklamator Ir Soekarno.

Baca Juga :  Perempuan Dan Anak Alami Kekerasan Laporkan Melalui Hotline SAPA 129

Cepi meyakini, manuver politik “tipu muslihat” bisa terus bergentayangan menyasar siapa pun peserta kontestasi Pilpres, termasuk tanpa memandang parpol yang didukung pendukung pasangan Capres Cawapres lawan maupun teman dalam berkontestasi. Sebab, tujuan akhirnya, bagaimana Indonesia dipimpin presiden yang kelak Asing bisa bebas melakukan “ remote control ”.

“Kalau pun nanti, peta kontestasi Pilpres terwujud dua poros, yakni Ganjar berpasangan dengan Prabowo melawan duet Anies dan Gus Muhaimin, manuver Asing tidak berarti kendor. Bahkan, akan lebih keras lagi dengan mengerahkan strategi politik ‘kayu utama’,” tegas Cepi, “wanti-wanti” serius.

Maksudnya, melancarkan fitnah-fitnah politik yang menimbulkan aksi-aksi kekerasan keji atau berujung kekacauan.

Kombatan, lanjut Cepi, pasca pendaftaran kandidat Pilpres hingga memasuki masa kampanye, akan terjadi manuver politik “kayu utama” lebih keras dibandingkan dua pemilu sebelumnya, saat PDI Perjuangan mengusung Capres Jokowi.

Bahkan, kata Cepi, aksi-aksi politik “Main Kayu” secara keras juga tetap terjadi, apabila Pilpres tetap diikuti tiga poros Capres. Yakni, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

“Isu politik identitas akan dikembangkan lebih keras dan lebih mengerucut dibandingkan dua pemilu terdahulu. Kalau itu terjadi, akan dapat dibaca bahwa duet pasangan Pilres Anies dan Gus Muhaimin sebenarnya produk skenario polarisasi politik, dan bukan spekulasi duet kebetulan,”terang Cepi.

“Perlu juga diwaspadai, polarisasi Asing kemungkinan menebar klaim Anies dan Gus Muhaimin merupakan representasi yang mewakili aspirasi masyarakat Islam yang mayoritas di Indonesia. Ini akan lebih berbahaya dari isu politik identitas konvensional. Karena kelompok Islam dibenturkan dengan kelompok nasionalis, hingga rawan kekacauan,” tandas Cepi meramalkan.

BENTURKAN ISU PKI LEBIH KULTURAL

Cepi juga mengingatkan, agar masyarakat lebih waspada dan tidak ikut terpola jika isu trauma klasik soal PKI akan kembali dihembuskan lebih keras oleh intelejen Asing.

Baca Juga :  Kejati Banten Selidiki Penggunaan Rp 24 Miliar Dana Hibah KONI Banten Tahun 2022

Terlebih lagi, kata Cepi, tidak tertutup kemungkinan ada aksi membenturkan lebih banyak kultural masyakarat Islam dengan kelompok besar masyarakat pewaris sejarah kelam rentetan peristiwa G30S/ PKI.

“Kami ingatkan, Indonesia harus konsisten dengan semangat para founding father, bahwa NKRI harga mati. Membela tanah air belandaskan ideologi Pancasila adalah bagian dari iman semua keyakinan,”ujar Cepi.

“Juga harus konsisten dengan cita-cita Bapak Proklamator RI Ir Soekarno menjaga NKRI sebagai negara besar dunia, dan menjadi pelopor negara-negara Asia Afrika. Berdaulat di kaki sendiri, tidak ngeblok ke lingkungan Amerika atau Tiongkok maupun yang lain-lain. Presiden Jokowi mampu mewujudkan hal itu,”sambung kader PDI Perjuangan, yang juga pelaku sejarah “Kudatuli”, tragedi pemberangusan Kantor DPP PDI di zaman pemerintahan Soeharto.

Cepi mempertegas, berharap generasi Z (di bawah 26 tahun) dan Y (26-41 tahun) peserta terbesar Pemilu 2024 jangan sampai buta sejarah. Lebih penting lagi, agar tertanam kesadaran bahwa bonus demografi Indonesia menjadi negara terunggul tahun 2045 tidak disia-siakan.

“Kuncinya di Pemilu 2024, khususnya Pilpres nanti. Jangan sampai penerus Presiden Jokowi jatuh pada figur yang bukan ‘ the right man on the right place’ . Indonesia jangan kembali jadi sapi perah negara-negara Asing, kekayaan alamnya dikuras habis,” tegas Cepi.

KENAPA HARUS GANJAR?

Kenapa Ganjar harus Capres dan Prabowo Cawapres? Cepi mengatakan, karena pertimbangan realita faktual politik terkini , dan administrasi politik.

Dari sisi elektoral berbagai pengawasan, Ganjar yang membangun jati diri tanpa mencatut popularitas Jokowi kerap unggul dari Prabowo yang selalu menempel Presiden Jokowi. Apalagi keduanya memperebutkan posisi saling bersaing ketat.

Survei terbaru dari Indo Riset pada 11-18 September 2023 menyebut Ganjar Pranowo 34,4 persen, selisih tipis dengan Prabowo Subianto 34,8 persen. Sedang Anies Baswedan hanya 25,5 persen. Yang membuat optimistis Ganjar unggul, karena terjun ke masyarakat tanpa mencatut nama besar Jokowi,” ungkap Cepi.

Baca Juga :  Jalan CBL Amblas, Camat Cibitung: Perbaikan Sedang Dilakukan Pemkab Bekasi

Selain itu, PDI Perjuangan juga merupakan parpol inkumben, sekaligus satu-satunya partai yang memiliki jumlah kursi di DPR RI 22,5%. Sehingga, memenuhi syarat minimal Presidential Threshold 20% untuk mengusung Capres dan Cawapres. Sedang Gerindra hanya memiliki 12,57 persen, praktis butuh dukungan parpol lain.

“Ganjar dan Prabowo yakin banyak pihak yang memiliki kesamaan visi dengan Jokowi. Kalau Prabowo terpaksa ikut kontestasi hingga masuk putaran kedua head to head dengan Ganjar, sangat memalukan kalau gagal untuk kesekian kali di panggung Pilpres. Tentu, ini tidak dikehendaki Jokowi yang selama ini merangkul Prabowo mendukung kabinet Indonesia Maju Jilid 2,” kata Cepi.

Sebaliknya, menurut Cepi, jika peta keberuntungan Pilpres berpihak pada Anies lolos pada putaran pertama. Kalkulasi Kombatan, peluang besar tidak lolos putaran pertama ada di Prabowo karena pencitraannya mendompleng popularitas Jokowi.

“Indikasi yang mengarah pada kegagalan Prabowo pada putaran pertama sangat banyak. Dan, ini bukan hanya Jokowi yang tidak menghendaki, tapi juga Ketum PDI Perjuangan Megawati yang pernah berpsangan dengan Prabowo saat Pilpres 2009,” pungkas Cepi.

Facebook Comments
Example 120x600